السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, berdo'a adalah termasuk dalam ibadah. Kemarin kita sudah membahas tentang Etika dan Adab dalam berdo'a kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Bagi yang belum membaca bisa cek di artikel tentang Etika dan Adab dalam berdo'a tersebut. Kali ini kita akan membahas tentang waktu yang tepat untuk berdo'a agar dikabulkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Maka pilihlah dari waktu-waktu tersebut untuk berdo'a. Lalu kapan saja waktu-waktu mustajab untuk berdo'a tersebut? Untuk lebih memahaminya, mari kita simak ulasannya berikut ini.
Ada beberapa waktu yang mustajab untuk berdo'a, meskipun sesungguhnya tidak ada batasan waktu untuk berdo'a. Kita bisa berdo'a kapan saja dan dimana saja sesuai kebutuhan kita. Namun ada beberapa waktu berdo'a yang dianjurkan oleh Nabi Besar kita Muhammad ﷺ. Jika sudah dianjurkan oleh Rasulullah ﷺ tentu tidak ada keraguan lagi didalamnya. Ini merupakan kesempatan yang baik bagi kita untuk melayangkan do'a do'a kita agar bisa dikabulkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Namun meski begitu, Allah lah yang berhak untuk mengabulkan atau tidaknya do'a-do'a tersebut. Kita hanya bisa berusaha, ikhtiar, dan berdo'a saja, biarlah selebihnya menjadi urusan Allah Azza Wa Jalla. Diantara waktu-waktu tersebut adalah :
1. Saat Malam Lailatul Qadar
Malam Lailatul Qadar adalah malam diturunkannya Al Qur’an. Malam ini lebih utama dari 1000 bulan. Sebagaimana firmanAllah Ta’ala:
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
“Malam Lailatul Qadr lebih baik dari 1000 bulan” [QS. Al Qadr: 3]
Pada malam ini dianjurkan memperbanyak ibadah termasuk memperbanyak do'a. Sebagaimana yang diceritakan oleh Ummul Mu’minin Aisyah Radhiallahu’anha:
“Aku bertanya kepada Rasulullah : Wahai Rasulullah, menurutmu apa yang sebaiknya aku ucapkan jika aku menemukan malam Lailatul Qadar?" Beliau kemudian bersabda: "Berdo'alah :
اللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عني
Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni ("Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dan menyukai sifat pemaaf, maka ampunilah aku”) - [HR. Tirmidzi, 3513, Ibnu Majah, 3119, At Tirmidzi berkata: “Hasan Shahih”]
Pada hadits ini Ummul Mu’minin ‘Aisyah Radhiallahu’anha meminta diajarkan ucapan yang sebaiknya diamalkan ketika malam Lailatul Qadar. Namun ternyata Rasulullah ﷺ mengajarkan lafadz do'a. Ini menunjukkan bahwa pada malam Lailatul Qadar dianjurkan memperbanyak do'a, terutama dengan lafadz yang diajarkan tersebut.
2. Do'a dipenghujung malam (Sepertiga malam terakhir)/Ketika Sahur
Allah Subhanahu Wa Ta'ala mencintai hamba-Nya yang berdo'a disepertiga malam yang terakhir. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman tentang ciri-ciri orang yang bertaqwa, salah satunya:
وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُون
“Ketika waktu sahur (akhir-akhir malam), mereka berdo'a memohon ampunan” [QS. Adz Dzariyat: 18]
Sepertiga malam yang paling akhir adalah waktu yang penuh berkah, sebab pada saat itu Rabb kita Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengabulkan setiap do'a hamba-Nya yang berdo'a ketika itu. Rasulullah ﷺ bersabda :
ينزل ربنا تبارك وتعالى كل ليلة إلى السماء الدنيا ، حين يبقى ثلث الليل الآخر، يقول : من يدعوني فأستجيب له ، من يسألني فأعطيه ، من يستغفرني فأغفر له
“Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya. Kemudian berfirman : ‘Orang yang berdo'a kepada-Ku akan Ku kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Kuberikan, orang yang meminta ampunan dari-Ku akan Kuampuni‘” [HR. Bukhari no.1145, Muslim no. 758]
Dari hadits ini jelas bahwa sepertiga malam yang akhir adalah waktu yang dianjurkan untuk memperbanyak berdo'a. Terlebih lagi di bulan Ramadhan, bangun di sepertiga malam akhir bukanlah hal yang berat lagi karena bersamaan dengan waktu makan sahur. Oleh karena itu, manfaatkanlah sebaik-baiknya waktu tersebut untuk berdo'a.
3. Setelah Shalat 5 Waktu
Dari Abu Umamah, sesungguhnya Rasulullah ﷺ ditanya tentang do'a yang paling didengar oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala, beliau menjawab.
جَوْفَ اللَّيْلِ اْلآخِرِ وَدُبُرَ الصَّلَوَاتِ الْمَكتُوْبَاتِ
“Di pertengahan malam yang akhir dan setiap selesai shalat fardhu”. [H.R. At-Tirmidzi No. 2782]
4. Antara Adzan dan Iqomah
Waktu jeda antara adzan dan iqamah adalah juga merupakan waktu yang dianjurkan untuk berdo'a, berdasarkan sabda Rasulullah ﷺ :
الدعاء لا يرد بين الأذان والإقامة
“Do'a di antara adzan dan iqamah tidak tertolak” [HR. Tirmidzi, 212, ia berkata: “Hasan Shahih”]
5. Ketika Mendengar Panggilan Adzan
Selain dianjurkan untuk menjawab adzan dengan lafazh yang sama, saat adzan dikumandangkan pun termasuk waktu yang mustajab untuk berdo'a. Rasulullah ﷺ bersabda:
ثنتان لا تردان أو قلما تردان الدعاء عند النداء وعند البأس حين يلحم بعضهم بعضا
“Do'a tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang” [HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata: “Hasan Shahih”]
6. Ketika Sedang Berperang dengan Musuh Allah
Salah satu keutamaan pergi ke medan perang dalam rangka berjihad di jalan Allah adalah do'a dari orang yang berperang di jalan Allah ketika perang sedang berkecamuk, diijabah oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Dalilnya adalah sama dengan hadits yang sudah disebutkan di atas:
ثنتان لا تردان أو قلما تردان الدعاء عند النداء وعند البأس حين يلحم بعضهم بعضا
“Do'a tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang” [HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata: “Hasan Shahih”]
7. Ketika Turun Hujan
Hujan adalah nikmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Oleh karena itu tidak boleh mencelanya. Sebagian orang merasa jengkel dengan turunnya hujan, padahal yang menurunkan hujan tidak lain adalah Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Oleh karena itu, daripada tenggelam dalam rasa jengkel lebih baik memanfaatkan waktu hujan untuk berdo'a memohon apa yang diinginkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala :
ثنتان ما تردان : الدعاء عند النداء ، و تحت المطر
“Do'a tidak tertolak pada 2 waktu, yaitu ketika adzan berkumandang dan ketika hujan turun” [HR Al Hakim, 2534, dishahihkan Al Albani di Shahih Al Jami’, 3078]
8. Sesaat pada Hari Jum'at
Di hari Jum'at ada waktu yang mustajab untuk berdo'a, namun waktu itu menjadi rahasia Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Maka dihari Jum'at kita dianjurkan untuk banyak-banyak berdo'a karena ada waktu yang mustajab ini di hari Jum'at. Rasulullah ﷺ bersabda,
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم ذكر يوم الجمعة ، فقال : فيه ساعة ، لا يوافقها عبد مسلم ، وهو قائم يصلي ، يسأل الله تعالى شيئا ، إلا أعطاه إياه . وأشار بيده يقللها
“Rasulullah ﷺ menyebutkan tentang hari Jumat kemudian beliau bersabda: ‘Di dalamnya terdapat waktu. Jika seorang muslim berdoa ketika itu, pasti diberikan apa yang ia minta’. Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya tentang sebentarnya waktu tersebut” [HR. Bukhari 935, Muslim 852 dari sahabat Abu Hurairah Radhiallahu’anhu]
9. Ketika Minum Air Zam-Zam
Ketika meminum Air Zam-Zam pun ternyata adalah waktu yang mustajab untuk berdo'a, terutama do'a untuk meminta kesehatan. Rasulullah ﷺ bersabda:
ماء زمزم لما شرب له
“Khasiat Air Zam-zam itu sesuai niat peminumnya” [HR. Ibnu Majah, 2/1018. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah, 2502]
10. Saat Sujud dalam Sholat
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
أقرب ما يكون العبد من ربه وهو ساجد . فأكثروا الدعا
“Seorang hamba berada paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah berdo'a ketika itu” [HR. Muslim, no.482]
11. Ketika Mendengar Ayam Berkokok
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda,
إِذَا سَمِعْتُمْ صِيَاحَ الدِّيَكَةِ فَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ، فَإِنَّهَا رَأَتْ مَلَكًا، وَإِذَا سَمِعْتُمْ نَهِيقَ الحِمَارِ فَتَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ، فَإِنَّهُ رَأَى شَيْطَانًا
“Apabila kalian mendengar ayam berkokok, mintalah karunia Allah (berdo'alah), karena dia melihat malaikat. Dan apabila kalian mendengar ringkikan keledai, mintalah perlindungan kepada Allah dari setan, karena dia melihat setan.” [HR. Bukhari 3303 dan Muslim 2729]
Dalam riwayat Ahmad, terdapat keterangan tambahan, ’di malam hari’,
إِذَا سَمِعْتُمْ صِيَاحَ الدِّيَكَةِ مِنَ اللَّيْلِ، فَإِنَّمَا رَأَتْ مَلَكًا، فَسَلُوا اللهَ مِنْ فَضْلِهِ
"Apabila kalian mendengar ayam berkokok di malam hari, sesungguhnya dia melihat Malaikat. Karena itu, mintalah kepada Allah karunia-Nya." [HR. Ahmad 8064 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth]
12. Do'a pada Hari Arafah
Dari ‘Amr bin Syu’aib Radhiyallahu ‘anhu dari bapaknya dari kakeknya bahwasanya Nabi Besar Muhammad ﷺ bersabda.
خَيْرُالدُّعَاءِ يَوْمُ عَرَفَةَ
“Sebaik-baik do'a adalah pada hari Arafah”. [H.R. At-Tirmidzi, bab Jamiud Da’waat 13/83. Dihasankan oleh Al-Albani dalam Ta’liq alal Misykat 2/797 No. 2598]
13. Pada Saat Ajal Tiba
Dari Ummu Salamah bahwa Rasulullah ﷺ mendatangi rumah Abu Salamah (pada hari wafatnya), dan beliau mendapatkan kedua mata Abu Salamah terbuka lalu beliau memejamkannya kemudian bersabda,
أَنْ الرُّوْحَ إِذَا ٌَبَضَ تَبِعَهُ الْبَصَرُ فَضَجَّ نَاسٌ مِنْ أَهْلِهِ فَقَالَ لاَ تَدْعُوْا عَلَى أَنْفُسِكُمْ إِلاَّ خَيْرًا فَإِنَّ الْمَلاَئِكَةَ يُؤَمِنُّوْنَ عَلَى مَا تَقُوْلُوْنَ
“Sesungguhnya tatkala ruh dicabut, maka pandangan mata akan mengikutinya". Semua keluarga histeris. Beliau bersabda : "Janganlah kalian berdoa untuk diri kalian kecuali kebaikan, sebab para malaikat mengamini apa yang kamu ucapkan”. [Shahih Muslim, kitab Janaiz 3/38]
14. Berdo'a disaat Sakit
Imam An-Nawawi mengutip secara lengkap hadits riwayat Imam Muslim sebagai berikut.
وروينا في صحيح مسلم رحمه الله، عن عثمان بن أبي العاص رضي الله عنه، أنه شكا إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم وجعا يجده في جسده، فقال له رسول الله صلى الله عليه وسلم ضَعْ يَدَك عَلَى الَّذِي تَأْلَمُ مِنْ جَسَدِك، وَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ ثَلَاثًا، وَقُلْ سَبْعَ مَرَّاتٍ أَعُوذُ بِاَللَّهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ
“Diriwayatkan kepada kami dalam Shahih Muslim rahimahullah, dari Utsman bin Abil ‘Ash RA bahwa ia mengadu kepada Rasulullah ﷺ perihal penyakit yang ia rasakan pada tubuhnya. Rasulullah ﷺ lalu mengatakan kepadanya, ‘Letakkan tanganmu pada bagian tubuhmu yang dirasa sakit. Bacalah tiga kali, ‘Bismillāh.’ Lalu bacalah tujuh kali, ‘A‘ūdzu billāhi wa qudratihī min syarri mā ajidu wa uhādziru,’’” (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Adzkar, [Damaskus: Darul Mallah, 1971 M/1391 H], halaman 113-114).
15. Berdo'a Saat Dizalimi/Aniaya
Janji Allah kepada orang-orang yang teraniaya atau terzalimi sangat indah. Bahkan dikatakan bahwa Allah akan dengan senang hati segera menjabah do'a kaum yang teraniaya tanpa syarat apapun. Begitu kiranya yang diriwayatkan Rasulullah ﷺ dalam Hadist sebagai berikut,
“Takutlah kepada do'a kaum yang teraniaya, sebab tidak ada hijab antaranya dengan Allah (untuk mengabulkan)”. (HR Bukhari)
Seperti yang tertera dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala, yang berbunyi
لَا يُحِبُّ اللَّهُ الْجَهْرَ بِالسُّوءِ مِنَ الْقَوْلِ إِلَّا مَنْ ظُلِمَ ۚ وَكَانَ اللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًا
“Allah tidak menyukai perbuatan buruk yang diucapkan secara terang-terangan, kecuali oleh orang yang dizalimi. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS An Nisa:148).
Dalam riwayat lain :
ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَا شَكَّ فِيهِنَّ : دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ ، وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِه
“Ada tiga do'a yang mustajab tanpa diragukan lagi: [1] do'a orang yang terzalimi [2] do'a orang yang sedang safar [3] do'a orang tua kepada anaknya” (HR. At Tirmidzi no. 1905, dihasankan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi).
Maka saat kita sedang dizalimi/dianiaya, hendaklah kita fokus untuk berdo'a terhadap diri sendiri, mintalah agar orang tersebut mendapatkan hidayah dan mintalah kebaikan untuk diri kita sendiri agar kita merasakan manfaat dari do'a tersebut ketimbang kita mendo'akan keburukan bagi orang yang menganiaya.
16. Do'a Kebaikan atau Keburukan Orangtua kepada Anaknya
Diantara do'a yang mustajab adalah do'a yang diucapkan oleh orang tua untuk anaknya, baik itu do'a kebaikan maupun do'a keburukan.
Dari Anas bin Malik radhiallahu’anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
ثلاثُ دَعَواتٍ لا تُرَدُّ : دعوةُ الوالدِ ، و دعوةُ الصائمِ ، و دعوةُ المسافرِ
“Ada tiga do'a yang tidak tertolak: [1] do'a orang tua (kepada anaknya) [2] do'a orang orang yang berpuasa [3] do'a orang yang sedang safar” (HR. Al Baihaqi dalam Sunan-nya no. 6619, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah).
Dalam riwayat lain :
ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَا شَكَّ فِيهِنَّ : دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ ، وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِه
“Ada tiga do'a yang mustajab tanpa diragukan lagi: [1] do'a orang yang terzalimi [2] do'a orang yang sedang safar [3] do'a orang tua kepada anaknya” (HR. At Tirmidzi no. 1905, dihasankan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi).
Maka dari itu kita wajib untuk berbakti kepada orangtua dan selalu meminta do'a yang terbaik dari orangtua. Kemudian hendaklah kepada orangtua untuk selalu mendo'akan yang baik untuk anak-anaknya. Karena baik dan buruk do'a orangtua kepada anaknya itu mustajab.
17. Do'a Ketika Bangun Tidur Malam Hari
Bagi orang yang sebelum tidurnya dalam keadaan suci dan berdzikir kepada Allah, maka disaat terbangun dari tidurnya di malam hari lalu berdo'a itu mustajab. Dari ‘Amr bin ‘Anbasah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda.
مَا مِنْ عَبْدٍ بَاتَ عَلَى طُهُوْرٍ ثُمَّ تَعَارُ مِنَ اللَّيْلِ فَسَأَلَ اللَّه مِنْ أَمْرِالدُّنْيَا اَوْ مِنْ أَمْرِ اْلآخِرَةِإِلاَّ أَعْطَاهُ
“Tidaklah seorang hamba tidur dalam keadaan suci lalu terbangun pada malam hari kemudian memohon sesuatu tentang urusan dunia atau akhirat melainkan Allah akan mengabulkannya”. [Sunan Ibnu Majah, bab Doa 2/352 No. 3924. Dishahihkan oleh Al-Mundziri 1/371 No. 595]
18. Do'a sepanjang saat berpuasa hingga saat berbuka, terutama saat Ramadhan
Berdo'a ketika sedang berpuasa hingga saat berbuka puasa juga merupakan saat yang mustajab untuk berdo'a. Dari Anas bin Malik radhiallahu’anhu, Rasulullah ﷺ bersabda :
ثلاثُ دَعَواتٍ لا تُرَدُّ : دعوةُ الوالدِ ، و دعوةُ الصائمِ ، و دعوةُ المسافرِ
“Ada tiga do'a yang tidak tertolak: [1] do'a orang tua (kepada anaknya) [2] do'a orang orang yang berpuasa [3] do'a orang yang sedang safar” (HR. Al Baihaqi dalam Sunan-nya no. 6619, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah).
Dalam hadits lain dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash Radhiyallahu ‘anhu bahwa dia mendengar Rasulullah ﷺ bersabda.
أَنَّ لِلصَّائِمِ عِنْدَ فِطْرِهِ دَعْوَةٌ لاَ تُرَدُ
“Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa, pada saat berbuka ada do'a yang tidak ditolak”. [Sunan Ibnu Majah, bab Fis Siyam La Turaddu Da’watuhu 1/321 No. 1775. Hakim dalam kitab Mustadrak 1/422. Dishahihkan sanadnya oleh Bushairi dalam Misbahuz Zujaj 2/17].
19. Berdo'a Ketika Safar (Sedang dalam perjalanan)
Safar (perjalanan jauh) adalah suatu hal yang menyulitkan. Namun di saat sulit semacam itu, Allah memberikan kita kesempatan untuk banyak berdo’a dan di situlah waktu mustajab, mudah dikabulkan do’a. Hadits yang sama dengan yang disebutkan diatas,
ثلاثُ دَعَواتٍ لا تُرَدُّ : دعوةُ الوالدِ ، و دعوةُ الصائمِ ، و دعوةُ المسافرِ
“Ada tiga do'a yang tidak tertolak: [1] do'a orang tua (kepada anaknya) [2] do'a orang orang yang berpuasa [3] do'a orang yang sedang safar” (HR. Al Baihaqi dalam Sunan-nya no. 6619, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah).
Demikianlah beberapa waktu untuk berdo'a yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah ﷺ agar do'a yang kita layangkan tersebut diijabah oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Semoga bermanfaat untuk semuanya. Jika ada yang salah baik dalam penulisan maupun artinya bisa sampaikan kepada kami agar kami bisa segera merevisi hal tersebut. Silahkan kirimkan Kritik beserta Sarannya kepada kami ke email : bkprmibelinyu@gmail.com. Kekurangan adalah datangnya dari kami dan kebenaran hanyalah milik Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Billahi fii Sabililhaq
وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
0 komentar:
Posting Komentar